Kamis, 01 Maret 2012

PAWAI BUDAYA SURABAYA 2009

Ki Soleh Adi Pramono S.st bersama dengan istri dan Penari Padhepokan Seni Mangun Dharma pada PAWAI BUDAYA SURABAYA 2009.

Para Penari Kipas Padhepokan Seni Mangun Dharma pada PAWAI BUDAYA SURABAYA 2009.

Penari Kuda Lumping Turonggo Kusumo Padhepokan Seni Wijoyo Kusumo  yang dipimpin oleh Ki Soleh Adi Pramono ikut serta Pada PAWAI BUDAYA SURABAYA 2009.


Komunitas Bantengan Handoko Mulyo Padhepokan Seni Wijoyo Kusumo Desa Wates - Poncokusumo yang juga di pimpin oleh Ki Soleh Adi Pramono S.st
Penari Padhepokan Seni Mangun Dharma dengan Duta Pariwisata Kabupaten Malang pada PAWAI BUDAYA SURABAYA 2009.

Jumat, 24 Februari 2012

UKM TARI STIE PERBANAS SURABAYA TRYOUT in PADHEPOKAN SENI MANGUN DHARMA

Tidak hanya Kesenian Tradisional saja yang ditampilkan oleh para mahasiswa melainkan ada juga Tari Modern seperti yang di tampilkan oleh mahasiswa dan mahasiswi UKM TARI STIE PERBANAS SURABAYA ini.

Penyampaian materi tentang Kebudayaan Kesenian Daerah oleh Ki SOLEH ADI PRAMONO S.st

Tarian yang di tampilkan oleh Mahasiswa STIE PERBANAS SURABAYA.

Foto bersama Mahasiswa UKM TARI STIE PERBANAS SURABAYA dengan Ki SOLEH ADI PRAMONO S.st dan para Narasumber tentang Seni.



Seluruh mahasiswa UKM TARI STIE PERBANAS berkumpul di Pendopo Padhepokan untuk mendapatkan materi tentang Seni.
Tarian Madura YEG-OYEG hasil karya Ki Soleh Adi Pramono S.st

Tari Bujang Ganong yang di Tarikan oleh Cantrik Padhepokan Seni Mangun Dharma
 

Tari Bujang Ganong yang di Tarikan oleh Cantrik Padhepokan Seni Mangun Dharma

mahasiswa STIE PERBANAS menarikan salah satu tarian tradisional.

































































































































PADHEPOKAN SENI MANGUN DHARMA.
Pimpinan  :  Ki SOLEH ADI PRAMONO S.st

Kamis, 23 Februari 2012

CANDI JAGO



 







Awal mulanya di Candi Jago.
Senopathi Gajahmada yang bernama “ Aditya Warman” berjasa saat terjadinya perang “ Sadeng”. Atas jasanya Aditya Warman di angkat sebagai Raja di kepulauan Sumatra oleh Kerajaan Majapahit, untuk rasa terima kasihnya kepada Kerajaan Majapahit, Aditya Warman membangunkan Candi Leluhur Kerajaan Majapahit yang bertepat di Desa Jago Kecamatan Tumpang Kabupaten Malang.
Sebagai Pendarmaan Wisnu Wardhana di patungkan sebagai “ Amoghapasa “. Konon patung tersebut terletak di bilik Candi tersebut dan kemudian diletakkan di halaman Candi dengan bentuk tidak utuh yaitu tanpa kepala ( kepalanya patah ), itu sebagai tanda Wisnu Wardhana adalah titisan “ Dewa Wisnu “.
Ciri dari Candi tersebut adalah campuran dari kebudayaan Hindu dan Budha, karena pada zaman Prabu Kretanagara menganut 3 aliran agama yaitu, “ BRAMA , WISNU , SIWA “.
Justru pada zaman Kerajaan Singasari inilah menunjukkan bahwa adanya harmonisasi kehidupan beragama yang baik dan terhormat. Kerajaan Singasari sendiri memiliki moto yang selalu diingat, moto tersebut berbunyikan, “ BHINEKA TUNGGAL IKA TANHANA DHARMA MANGRUWA “.
Konon Candi yang bertempat di Desa Jago Kecamatan Tumpang ini disebut Candi “ YAYAGU “, akan tetapi warga setempat atau orang-orang sekitar Candi lebih mengenal desa tempat candi itu berdiri yaitu Desa Jago. Maka dari itu dinamakan “ CANDI JAGO “.




                                                                                                               


                                                                           Di Sarikan Oleh :
                                                                           Ki Soleh Adi Pramono S.st
                                                                          Jum’at Pon, 24 Feb 2012.

Rabu, 22 Februari 2012

ASAL MULA BERDIRINYA PADHEPOKAN SENI MANGUN DHARMA


Gagasan terciptanya sebuah komunitas budaya yang pada dasawarsa seluruh kantung - kantung seni pertunjukan daerah yang biasanya digedung- gedung pertunjukan terkikis oleh pesatnya pertunjukan seni layar lebar,mereka berubah menjadi sorum, tempat pejudian nalo, bahkan berubah menjadi gedung-gedung badmintoon dan beladiri. semakin parah lagi bentuk panggung proseniumstage dirubah menjadi tetron berundap dan panggung pementasan berubah menjadi sklorama layar lebar. apa yang terjadi? hilangnya pertemuan pemuda dan masyarakat yang berkumpul nonton seni pertunjukan otomatis menurunnya informasi kesenian panggung. Ketika konsep pemerintahan untuk menghadirkan devisa negara pada industri pariwisata bagi wisatawan manca negara kesulitan untuk memperoleh obyek wisata budaya khususnya yang di daerah Lereng Pegunungan engger Barat tepatnya wilayah Kecamatan Tumpang amat merasakan lengang, pasif, mandul dalam olah kreatifitas seni ; siswa-siswa di sekolah SD, SMP , SMA , PERGURUAN TINGGI yang setiap tahun mengadakan pementasan kesenian secara serempak kesulitan mencari tempat beraktifitas seni. sedangkan Kecamatan Tumpang sebagai daerah transit pariwisata SEMERU BROMO TENGGER TAMAN NASIONAL merasa lumpuh ketika hilangnya wahana seni pertunjukan ( Seni Lodrok, Wayang Wong, Ketoprak, Wayang Topeng, dan karya-karya seni sekolah maupun pertemuan pemuda berarti hilangnya komunitas seni sebagai sarana pertemuan sosial. dari sinilah masyarakat Tumpang membentuk POKJA ( kelompok kerja ) untuk menciptakan sistem penataan tata kota mulai dari arus lalu lintas yang menuju peninggalan karya Agung Singosari yang berupa CANDI JAGO dan CANDI KIDAL, penginapan GUNUNG TABOR, COBAN PELANGI, COBAN CINDE, COBAN JAHE, COBAN TRISULA, WANA WISATA NGADAS, RANU PANI, JARAK IJO, dan BROMO TAMAN NASIONAL segeralah Pemerintah Kabupaten Malang turun untuk mengumpulkan seluruh komponen masyarakat mulai dari pelajar, pengusaha, instansi pemerintah, tokoh masyarakat, ulama', seniman dan budayawan. di dalam petemuan itu saya Ki Soleh Adi Pramono mengusulkan gagasan kembalinya gedung seni pertunjukan yang mengacu pada seni kebudayaan malang mendapat tempat menginformasikan karya-karya seni putra daerah. hasil dari pertemuan itu salah satunya membuat Padhepokan Seni. MUSPIKA memberi kesempaan saya untuk mempresentasikan gagasan Padhepokan Seni. intinya memulihkan situasi peremuan Seni-Seni daerah dan kreatifitas pelajar yang dapat menarik wisatawan TENGGER SEMERU BROMO TAMAN NASIONAL dapat singgah diTUMPANG, karena Desa Kemulan Tulusayu Tulusbesar di tahun 1911 telah berdiri Padhepokan Seni Wayang Topeng pimpinan Kik Rusman ( Kek Tier ), dimana beliau adalah kakek saya yang berjasa membuat komunitas Wayang Topeng disekitar Malang Timur sampai Tengger dan berita ini ditemukan diJavance Kolt Fortuningen yang ditulis oleh sarjana Belanda Pegeaud tahun 1928 isinya Wayang Topeng telah populer dan jumlah komunitas Paguyupan Topeng kurang lebih 220 grup untuk kawasan daerah Malang. dengan konsultasi pendidikan dan kebudayaan Kecamatan Tumpang akhirnya berdirilah sebuah padhepokan seni dari pohon bambu ori dengan atap wilit ( daun tebu ) memanfaatkan daun tebu yang berukuran 10 X 8 meter dan tempat tamu 8 X 8 meter di atas tanah Paman Pardi yang digugur gunungkan 28 RT warga desa kemulanyang peresmiannya 4 hari 4 malam di pagelarkan Seni Wayang Kulit, Seni Tari Tradisional dan kreasi saya, Seni Lodrok, dan Jaran Kepang serta seni beladiri SH. TERATAI. untuk memberi nama padhepokan seni tersebut di ambil dari tokoh legendaris babat Malang yaitu MANGUN DHARMA. peresmian PADHEPOKAN SENI MANGUN DHARMA ini pada tanggal 26 AGUSTUS 1989.