Awal mulanya di Candi
Jago.
Senopathi Gajahmada
yang bernama “ Aditya Warman” berjasa saat terjadinya perang “
Sadeng”. Atas jasanya Aditya Warman di angkat sebagai Raja di kepulauan Sumatra oleh Kerajaan
Majapahit, untuk rasa terima kasihnya kepada Kerajaan Majapahit, Aditya
Warman membangunkan Candi Leluhur Kerajaan Majapahit yang bertepat di Desa
Jago Kecamatan Tumpang Kabupaten Malang.
Sebagai Pendarmaan Wisnu Wardhana di patungkan sebagai “
Amoghapasa “. Konon patung tersebut terletak di bilik Candi tersebut
dan kemudian diletakkan di halaman Candi dengan bentuk tidak utuh yaitu tanpa
kepala ( kepalanya patah ), itu
sebagai tanda Wisnu Wardhana adalah titisan “ Dewa Wisnu “.
Ciri dari Candi tersebut adalah campuran dari kebudayaan
Hindu dan Budha, karena pada zaman Prabu Kretanagara menganut 3 aliran agama
yaitu, “ BRAMA , WISNU , SIWA “.
Justru pada zaman Kerajaan Singasari inilah menunjukkan
bahwa adanya harmonisasi kehidupan beragama yang baik dan terhormat. Kerajaan
Singasari sendiri memiliki moto yang selalu diingat, moto tersebut berbunyikan,
“ BHINEKA
TUNGGAL IKA TANHANA DHARMA MANGRUWA “.
Konon Candi yang bertempat di Desa Jago Kecamatan Tumpang ini disebut Candi “ YAYAGU “, akan tetapi
warga setempat atau orang-orang sekitar Candi lebih mengenal desa tempat candi
itu berdiri yaitu Desa Jago. Maka dari itu dinamakan “ CANDI JAGO “.
Di Sarikan Oleh :
Ki
Soleh Adi Pramono S.st
Jum’at
Pon, 24 Feb 2012.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar